Ingin aku mengetuk pintu hatimu, betapa baginda Rasululullah SAW bersabda, "Allah memiliki 100 rahmat, 99 ditahan-Nya dan yang satu disebarkannya di muka bumi, sehingga seekor kijang mampu mengangkat kakinya untuk menyusui anak-anaknya." Karenanya, mereka yang dengan rasa haru penuh cinta, melindungi dan menyayangi ciptaan-Nya, niscaya akan disayangi Allah. Rasululah SAW bersabda, "Barang siapa yang menyayangi yang di bumi, ia akan disayangi oleh yang di langit."
Demi keagungan sifat-Nya yang
Maharahman, siapa pun yang sangat peduli pada keselamatan ekologi, berbuat
adil,menjauhi kezaliman, teguh dengan amanah, dan dengan sukacita menebar kasih
sayang, serta melindungi makhluk ciptaan-Nya. Niscaya Allah akan menolongnya
walaupun mereka itu kafir. Sebaliknya, Allah tidak akan menolong orang yang
berbuat zalim, khianat, dan membuat kerusakan di muka bumi, walaupun mereka
mengaku Islam. Bukankah petunjuk-Nya berlaku universal untuk semua manusia?
Maka, renungkanlah firman
Allah, "... berbuatlah kebaikan (ihsan) dan janganlah membuat kerusakan
(fasad), karena sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang membuat
kerusakan." (QS 28: 77).
Masih adakah ruang batin walau
sejenak untuk merenungkan misi suci Rasulullah yang selalu menampakkan wajah
menyejukkan, menerangi jiwa resah nan gelisah, senantiasa menebarkan salam
penuh marhamah? Dengan keteladanan akhlaknya, Rasulullah SAW senantiasa menjadi
cahaya penerang kehidupan. Maaf yang diberikannya, lebih cepat daripada panah
yang melesat dari busurnya.
Tetapi, ketika kuraba denyut
kehidupan, jiwaku merintih menyayat hati semakin pedih. Lihatlah, betapa masih
saja ada di antara kita yang batinnya tidak diterangi cahaya ilmu. Menjawab
tantangan zaman dengan wajah penuh amarah. Memperalat agama untuk kepentingan
egois dan hawa nafsu. Dan, kemudian menampakkan dirinya sebagai tuhan-tuhan
kecil seraya menepuk dada, seakan dirinyalah yang paling berhak menghakimi.
Padahal, Allah berfirman, "Karena rahmat dari Allah, hendaklah kamu
berlaku lemah lembut. Janganlah berlaku kasar, karena bila engkau bersikap
kasar niscaya mereka akan melarikan diri darimu, maka maafkan dan mohonkan
ampun bagi mereka. ( QS Ali Imran [3]: 159 ).
Sikap kasih sayang penuh
pemaafan adalah cahaya langit penghias iman yang mahamulia. Bahkan, Allah
mengetuk dhamir kita yang paling dalam. Hai orang-orang yang beriman hendaklah
kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat pada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-Maidah [5]: 8).
Lantas, bahasa apakah gerangan
yang paling membekas untuk merayu manusia agar menampakkan wajah rembulan,
seraya tangannya mengacungkan panji-panji kemanusiaan yang bersulamkan
benang-benang cinta dan kasih sayang?
Oleh: Ustadz Toto Tasmara
0 komentar:
Posting Komentar
Admin menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Admin berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Terima kasih telah memberi tanggapan.